Osteopenia adalah kondisi di mana kepadatan tulang menurun dan menjadi gejala awal osteoporosis. Kadar kepadatan tulang (t-score) dari -1 hingga -2,5 sudah dianggap sebagai osteopenia sementara osteoporosis kurang dari -2,5. Di usia berapa osteopenia mulai menyerang dan bagaimana treatmentnya? Berikut ulasan lengkapnya. 

Penyebab 

Seiring bertambahnya umur, tulang adalah komponen dalam tubuh yang ikut mengalami degenerasi. Mereka yang mengalami osteopenia lebih berisiko mengalami osteoporosis di kemudian hari sehingga penting untuk mendeteksi gejala dan penyebab osteopenia lebih dini agar terhindar dari osteoporosis. 

Menurunnya kepadatan dan massa tulang membuat tulang mudah keropos dan memicu patah tulang (fraktur).

Normalnya, kepadatan tulang atau bone mineral density (BMD) akan berkurang pada umur 50 tahun ke atas tetapi jenis kelamin juga bisa mempercepat proses ini. 

Osteopenia lebih rentan dialami oleh perempuan mengingat adanya perubahan hormonal pasca-menopause. Setelah menopause, level estrogen ikut menurun. Estrogen adalah hormon yang dapat mendorong produksi osteoblas, sel untuk pembentukan tulang baru. 

Perempuan juga memiliki massa tulang yang lebih rendah dibanding pria dan menyerap lebih sedikit kalsium sehingga osteopenia lebih cepat terjadi. 

Kita tidak bisa menunda menopause tetapi kita tentu bisa mengontrol pemicu osteopenia di bawah ini. 

  • Merokok
  • Konsumsi alkohol dan kafein
  • Asupan kalsium dan vitamin D yang rendah
  • Malas beraktivitas dan bergerak
  • Berat badan turun drastis

Osteopenia juga bisa diakibatkan oleh penyakit dan kondisi tubuh bawaan seperti:

  • Memiliki ukuran tubuh yang mungil 
  • Keluarga dengan riwayat rendah BMD
  • Keturunan Asia atau Kaukasia
  • Ooforektomi: pengangkatan ovarium 
  • Hipertiroidisme: penyakit yang disebabkan oleh berlebihnya kadar tiroid dalam tubuh
  • Bulimia: gangguan makan yang ditandai dengan rasa lapar berlebihan kemudian muntah setelah makan
  • Anorexia: gangguan makan (eating disorder) yang menyebabkan kehilangan selera makan
  • Penyakit autoimun seperti lupus dan rematik
  • Penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) seperti prednisone dan obat antikonvulsan (antikejang) seperti phenytoin

Gejala 

Pada dasarnya, osteopenia tidak menimbulkan gejala yang terlihat sehingga banyak yang tidak sadar atas keadaan ini. Untuk mengetahuinya bisa melalui pemeriksaan dengan scan X-Ray. Walau tidak ada gejala, jika Anda memiliki kondisi kesehatan seperti di atas disarankan untuk melakukan pemeriksaan segera. 

Bisakah terlanjur osteopenia diatasi?

Anda bisa mengembalikan kepadatan tulang dengan melakukan berbagai cara, termasuk preventif.

  • Olahraga

Cara ini tidak hanya baik untuk kepadatan tulang tapi kesehatan secara keseluruhan. Anda bisa melakukan berbagai jenis olahraga yang cocok dengan Anda namun olahraga dengan manfaat optimal untuk kepadatan tulang adalah berjalan, berlari, mendaki, naik turun tangga, tennis, badminton, hingga berkebun. 

  • Makanan

Jangan lupa selalu memasukkan makanan tinggi kalsium dalam asupan harian Anda, termasuk susu, yogurt, sayuran hijau (brokoli dan kubis), tahu, dan kacang-kacangan. 

  • Berjemur

Tubuh dapat memproduksi vitamin D sendiri jika terpapar sinar matahari. Sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang paling direkomendasikan oleh para ahli. Anda butuh vitamin ini untuk mengoptimalkan penyerapan kalsium dalam tubuh sebab tidak semua kalsium dapat diserap oleh tubuh. 

  • Suplemen kalsium

Sumber kalsium juga bisa diperoleh melalui suplemen yang mengandung kalsium. Sebelum membeli, pastikan suplemen kalsium berasal dari Kalsium Organik dan mengandung vitamin D3 seperti Biocalci. Tidak hanya penyerapan kalsium lebih optimal, Biocalci juga mengandung Ester-C sehingga tabletnya lebih tidak menimbulkan rasa perih di lambung.

Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *